Trisna Sesriyenti

Saya Trisna Sesriyenti atau dikenal dengan Iche Trisna Chaniago seorang ibu dan guru di MTsN 9 Agam. Saya dari Maninjau tepatnya Bayua kabupaten Agam. Su...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ladu Si Renyah Yang Selalu Hadir Saat Lebaran

Ladu Si Renyah Yang Selalu Hadir Saat Lebaran

#TantanganGurusiana

Ladu Si Renyah Yang Selalu Hadir Saat Lebaran

Tantangan gurusiana hari ke - 119

Menikmati lebaran di kampung suami, walau dalam suasana duka, kami masih bisa mencicipi kuliner khas lebaran yang dimasak oleh saudara suami tercinta.

Mulai dari menu istimewa yang hanya dijumpai saat lebaran yaitu "apik", begitu kita menyebutnya, sejenis masakan yang berbahan khusus babat sapi yang dimasak dengan santan kelapa bersama bumbu-bumbu khusus lainnya dengan menggunakan rempah, merica. Tidak menggunakan cabe seperti umumnya masakan atau gulai. Kalau di Maninjau mungkin sejenis gulai "korma", rendang dan satu kuliner khas lagi yaitu ladu, yang selalu menjadi primadona di kampung suamiku.

Ladu atau arai pinang berupa makanan yang seperti kerupuk yang di cetak menggunakan arai pinang atau cetakan lainnya.

Asal mula ladu dibuat oleh orang pada saat lebaran atau perkawinan, pada saat itu nama makanan ini adalah arai pinang, karena dicetak menggunakan arai pinang. Semakin laris dan digemarinya makanan ini oleh masyarakat luas sampai ke rantau, maka pengusaha home industri atau UKM di Pariaman mengembangkan arai pinang dengan ladu, dengan memiliki beragam varian, termasuk ladu sala lauak. Kini ladu dicetak selain menggunakan arai pinang juga menggunakan cetakan yang berupa piringan khusus dengan tampilan bunga.

Makanan berbahan baku tepung beras, garam, telur dan kapur sadah membuat makanan ini renyah digigit dan lunak di lidah.

Makanan ini juga menjadi oleh-oleh atau buah tangan bagi masyarakat untuk dibawa ke rantau, dan bagi wisatawan yang datang ke Pariaman serta menjadi camilan keluarga saat berkumpul.

Berikut adalah resep membuat ladu atau arai pinang:

Bahan:

500 gram tepung beras

1 sendok teh kapur sadah

2 sendoh teh garam

1 butir telur

500 ml air

Langkah-langkah membuatnya:

1. Rebus air bersama kapur sirih dan garam

2. Taruh tepung beras ke dalam mangkok besar, lalu tuang air yang sudah mendisih tadi sedikit demi sedikit, sambil terus di aduk.

3. Setelah hampir kalis masukkan telur, aduk rata

4. Terus aduk adonan hingga kalis sambil menambahkan air sedikit demi sedikit

5. Setelah adonan kalis, bulatkan kecil-kecil lalu cetak dengan arai pinang atau cetakan

6. Goreng dengan minyak panas sampai garing.

Demikian resepnya, semoga bermanfaat. Salam literasi.

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, ternyata agak jauh berbeda dengan ladu di Bandung ya Bu Trisna... Kalau di sini ladu, penganan manis yang berbentuk hitam lengket, biasanya berupa kotak-kotak dan berwarna bercak-bercak putih karena dilumuri tepung.Ladu seperti makanan bulukan karenanya disebut ladu (sudah lama). Hehehe... Menarik! Ada cara membuatnya pula. Salam.

29 May
Balas

Iya bu berbeda walau sama-sama cemilan yang menarik dan mengundang selera.. Jadi ingin mencoba ladu Bandung juga saya bu, sepertinya enak dan menggugah selera. Salam santun ya bu, sukses selalu buat ibu

29 May

Lamak bana Bu Iche... Badaruak indak kareh do. Cocok untuk gigi kami yang lah menua ko.

29 May
Balas

Benar bu, renyah dan lunak jika sudah di mulut salam santun bu Zulfa, semoga makin sukses ya bu

29 May

Makasih resepnya. Ingin coba

29 May
Balas

Sama-sama ibu, silahkan dicoba bu, semoga makin sukses ya bu, salam santun

29 May

Wah, sepertinya enak itu Bund. Renyah. Sukses selalu dan barakallahu fiik

29 May
Balas

Benar bund, enak dan renyah, cemilan khas kampung suami, terima kasih bunda Vivi, salam santun

29 May

Wow...sepeetinya mantap banget rasanya ya bu.....

30 May
Balas

Mantap bu, renyah juga.. Boleh dicoba dulu buatnya bu, nanti jika ibu berkenan ke Padang bisa dibawa sebagai oleh-oleh.. Salam santun

30 May

Boleh niee dikirim...Keren

29 May
Balas

Boleh pak, asal jangan beri alamat palsu saja ya pak, he he.. Sukses selalu ya pak.. Salam santun

29 May

Mau dong bu, hehehe

29 May
Balas

Boleh bu, tapi syaratnya ibu mampir dulu ke tempat kami ya bu. Terima kasih sudah hadir bu, sukses selalu.. Salam santun

29 May

Jadi pengen nyobain bunda

29 May
Balas

Boleh bu, buat oleh-oleh juga bagus bu, semoga sukses selalu buat ibu, salam dan terima kasih sudah hadir

29 May



search

New Post